Obat hilangkan jerawat – Terkait
obat yang tepat untuk menghilangkan jerawat, pilihan orang biasanya
berbeda-beda. Ada yang memilih cara-cara alami menggunakan bahan tradisional
namun juga ada yang memilih menggunakan obat-obatan kimia atau obat yang
direkomendasikan dokter kulit. Terlepas apapun cara pengobatannya, baik
menggunakan bahan tradisional atau bahan kimia, kedua metode pengobatan jerawat
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mayoritas bagian tubuh yang ditumbuhi
jerawat adalah area wajah. Hampir semua orang berjerawat memiliki problem di
area ini. Namun hampir setengah dari orang berjerawat juga mengalami kasus yang
sama di bagian punggung. Ada juga seseorang yang mengalami kasus jerawat di
bagian dada, dan ini dialami oleh lebih dari 15 persen dari orang-orang
berjerawat. Namun dimanapun jerawat tumbuh, kasus tersebut perlu mendapat
perlakukan dan penanganan yang sama khususnya metode pengobatan yang
diperlukan.
Jenis-jenis dan Gejala Jerawat
Gejala jerawat biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah di kulit yang terasa sakit apabila disentuh. Pada saat jerawat muncul kulit cenderung lebih berminyak. Adapun bintik-bintik jerawat biasanya dibedakan menjadi 6 jenis yaitu komedo hitam, komedo putih, papula, pustula, nodul, dan yang terakhir kista.
Komedo hitam termasuk jerawat
kategori ringan yang ditandai munculnya bintik berwarna hitam disekitar area
hidung. Perlu diketahui, warna hitam tersebut berasal dari pigmentasi dalam
lapisan folikel rambut. Jadi bukan berasal dari kotoran seperti anggapan banyak
orang selama ini. Sementara komedo putih juga kategori jerawat ringan namun
umumnya memiliki tekstur lebih keras dibanding komedo hitam. Komedo putih
disebabkan produksi sebum berlebihan yang terakumulasi dan mengeras dalam
pori-pori kulit.
Papula merupakan jenis jerawat
berupa benjolan kecil yang terasa sangat sakit jika disentuh. Teksturnya lunak
dengan ukuran yang relatif kecil. Sedangkan pustula hampir mirip dengan papula
yaitu ukurannya kecil namun pada bagian ujung ada semacam penumpukan nanah.
Untuk jerawat nodul dan kista
merupakan kategori jerawat paling parah. Nodul adalah jerawat berupa benjolan
besar yang terbentuk di bawah permukaan kulit. Teksturnya keras dan sangat sakit
jika disentuh. Tak jauh beda dengan nodul, kista juga memiliki bentuk berupa
benjolan yang cukup besar. Namun benjolan kista ini berisi nanah yang sekilas
nampak lebih mirip bisul. Biasanya jenis jerawat kista ini meninggalkan bekas
luka (bopeng) pada wajah pasca jerawat sembuh.
Mengobati Jerawat dengan Asam Azelaic
Untuk mengatasi jerawat kategori ringan bisa menggunakan asam azelaic. Selain mampu mengurangi sel kulit mati penyebab penyumbatan folikel rambut, asam azelaic cukup efektif membunuh bakteri penyebab infeksi jerawat. Pengobatan jerawat menggunakan asam azelaic ini merupakan opsi lain jika metode pengobatan menggunakan retinoid topical dan benzoil peroksida (pernah dibahas sebelumnya) lebih banyak menimbulkan efek samping. Dengan kata lain asam azelaic tidak memnyebabkan kulit menjadi sensitif terhadap sinar ultraviolet.
Secara garis besar asam azelaic
tetap berpotensi menimbulkan efek samping namun lebih ringan dibanding retinoid
topical dan benzoil peroksida. Efek samping akibat penggunaan obat ini biasanya
kulit menjadi kemerahan, kering, panas, perih, dan kadang-kadang terasa gatal.
Asam azelaic bisa didapatkan dalam bentuk krim atau gel. Takaran atau dosis
yang dianjurkan 2 kali sehari namun untuk jenis kulit yang sensitif cukup 1
kali sehari. Khasiat obat ini biasanya baru terlihat setelah penggunaan 1
bulan.
Mengobati Jerawat dengan Antibiotik Topical
Selain asam azelaic obat hilangkan jerawat yang cukup efektif lainnya yaitu antibiotik topical. Secara fungsi juga sama dengan asam azelaic yaitu menghilangkan sel kulit mati penyebab penyumbatan folikel rambut, sekaligus membunuh bakteri penyebab infeksi folikel yang tersumbat. Obat ini juga tersedia dalam bentuk krim (cair) atau gel.
Efek samping yang muncul akibat
penggunaan antibiotik topical biasanya kulit menjadi kemerahan, terasa panas,
iritasi ringan, kadang-kadang kulit juga mengelupas. Namun efek samping ini
biasanya sangat jarang terjadi. Penggunaan antibiotik topical bisa disesuaikan
dengan kondisi kulit, bisa satu atau dua kali sehari. Untuk hasil maksimal
harus digunakan selama 6-8 minggu.
Berbeda dari obat jerawat lainnya,
penggunaan antibiotik topical harus dihentikan apabila jerawat sudah sembuh.
Hal ini untuk mencegah bakteri berubah menjadi kebal terhadap komponen obat
sehingga infeksi menjadi lebih parah dan jerawat justru semakin sulit
disembuhkan.
Mengobati Jerawat Parah dengan Tablet Antibiotik
Untuk menghilangkan jerawat kategori parah ( misalnya nodul dan kista) dibutuhkan penanganan yang melibatkan obat-obatan jenis topical sekaligus antibiotik. Jerawat biasanya akan berangsur-angsur sembuh setelah penggunaan 6 mingggu namun ada juga yang sampai 4-6 bulan. Intinya waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan menggunakan metode ini tergantung dari reaksi kulit masing-masing pengguna.
Untuk kasus jerawat yang sangat
parah biasanya dokter spesialis kulit akan meresepkan jenis antibiotik khusus
yang disebut tetrasiklin, tapi tidak
untuk wanita hamil atau wanita menyusui. Untuk kasus jerawat parah pada wanita
hamil atau menyusui umumnya dokter merekomendasikan obat antibiotik yang
disebut eritromisin. Antibiotik jenis
ini lebih aman untuk wanita hamil atau menyusui.
Tablet antibiotik tetrasiklin dapat
menyebabkan efek samping, diantaranya kulit menjadi lebih sensitif terhadap
paparan sinar matahari. Satu hal yang penting, tetrasiklin juga menyebabkan pil
kontrasepsi bekerja kurang efektif terutama untuk 1-4 minggu pertama
pengobatan. Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan disarankan menggunakan
alat kontrasepsi lain selama penyembuhan jerawat menggunakan antibiotik
tetrasiklin.
Jika antibiotik tetrasiklin dan
eritromisin kurang efektif menyembuhkan jerawat biasanya dokter akan
mempertimbangkan pemberian antiandrogen untuk solusi terakhir. Obat ini
berfungsi untuk menghalangi efek androgen di bagian kelenjar sebaceous. Obat yang
termasuk antiandrogen contohnya yaitu spironolactone.
Mencegah Penyumbatan Folikel Rambut dengan Isotretinoin
Seperti yang sudah diketahui, tersumbatnya folikel rambut oleh sel kulit mati dan infeksi bakteri adalah penyebab utama munculnya jerawat. Untuk mencegah tersumbatnya folikel rambut direkomendasikan menggunakan obat isotretinoin. Selain mampu mencegah penyumbatan folikel rambut, obat isotretinoin ini mampu meminimalisir jumlah bakteri penyebab infeksi jerawat. Isotretinoin juga mampu menstabilkan produksi sebum dalam kelenjar kulit, mengurangi bengkak pada bintik jerawat sekaligus mengurangi kemerahan di area kulit akibat iritasi.
Mayoritas pengguna obat isotretinoin
memerlukan waktu sekitar 6 minggu untuk melihat efektivitas obat ini. Harus
diketahui hingga 10 hari pertama pengobatan terlihat jerawat justru semakin
menyebar. Namun kondisi tersebut tidak perlu dikhawatirkan sebab masih termasuk
kategori normal untuk awal-awal penggunaan.
Terlepas apapun keunggulan yang
dimiliki obat isotretinoin, jenis obat jerawat ini menyimpan efek samping yang
tidak bisa dianggap remeh. Oleh sebab itu penggunaan isotretinoin hanya
disarankan untuk kasus jerawat yang benar-benar parah dan tidak bisa disembuhkan
dengan obat-obatan lain. Oleh karena efek samping yang serius tersebut biasanya
obat ini diresepkan oleh dokter spesialis kulit secara khusus.
Jenis obat hilangkan jerawat isotretinoin ini memiliki efek samping yaitu perubahan kadar
gula darah dan adanya darah pada urine. Efek samping yang tak kalah serius
adalah peradangan yang disertai iritasi pada mata (konjungtivitis), peradangan
kelopak mata (biepharitis), keretakan serta kekeringan kulit terutama area
bibir dan lubang hidung.